PENGUKURAN DEBIT
AIR
Achmeilia
Budiarti
14/364986/PN/13637
Budidaya
Perikanan
Intisari
Air
merupakan bagian yang esensial dari protoplasma dan dapat di katakan bahwa
semua jenis kehidupan bersifat aquatik. Debit air merupakan volume air yang
mengalir melalui suatu penampang melintang pada suatu titik tertentu persatuan
waktu , pada umumnya dinyatakan m³/s.
Praktikum debit air bertujuan untuk mengetahui cara pengukuran debit air dengan
berbagai macam metode, mengetahui cara menghitung debit air, dan membandingkan
metode yang lebih efektif dalam pengukuran debit. Praktikum dilaksanakan di
selokan kolam Jurusan Perikanan Universitas Gadjah Mada pada tanggal 2 Oktober
2015. Ada tiga macam metode yang digunakan dalam praktikum ini yaitu embody’s
float method, rectangular weir, 90otriangular notch weir. Faktor
yang mempengaruhi nilai debit air yaitu kondisi permukaan saluran ukuran
saluran, kemiringan lahan, dan bentuk saluran sungai (selokan). Hasil pengamatan yang didapatkan
debit air dengan metode Embody’s Float Method disaluran 1 sebesar 9.3x 10 -3m3/s
dan pada saluran 2 sebesar 8.197x10-3m3/s, dengan metode
Rectangular Weir di saluran 1 sebesar 3.018x10-3m3/s, dan
pada saluran 2 sebesar 6.302x10-3m3/s, dan dengan metode
900 triangular north method pada saluran 1 sebesar 0.9566x10-3m3/s,
dan pada saluran 2 sebesar 1.809x10-3m3/s.
Metode yang paling efektif digunakan disungai yang cukup besar adalah metode
Embody’s Float Method , sedangkan untuk selokan kecil efektive menggunakan
Rectanguler Weir dan 90 ˚ Triangular Notch Weir. Manfaat pengukuran debit
air bagi perikanan yaitu menentukan jenis ikan yang akan dibudidayakan, dan
mengetahui volume air yang masuk dan keluar dari tambak, menambah ketersediaan
oksigen, mengatur sirkulasi air.
Kata
kunci: air, debit, metode, pengukuran, volume
PENDAHULUAN
Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna
dan bau, yang terdiri dari hidrogen dan
oksigen dengan rumus kimiawi H2O. Karena air merupakan suatu larutan yang hampir-hampir bersifat
universal, maka zat-zat yang paling alamiah
maupun buatan manusia hingga tingkat tertentu terlarut di dalamnya.
Dengan demikian, air di dalam mengandung
zat-zat terlarut. Zat-zat ini sering disebut pencemar yang terdapat dalam air
(Linsley, 1991)
Perairan umum merupakan sumberdaya yang mempunyai
potensi besar baik bagi perikanan maupun untuk manusia.Air merupakan bagian
yang esensial dari protoplasma dan dapat dikatakan bahwa semua jenis makhluk
hidup bersifat aquatik. Arus merupakan gerakan yang mengalir dari suatu massa
air yang disebebkan oleh densitas air laut, tiupan angin, dan gerakan gelombang
panjang. Arus adalah pergerakan massa air secara horisontal yang disebabkan
oleh angin yang bertiup terus-menerus di permukaan dan densitas air (Sachlan ,
1980 ).
Debit air merupakan satuan besaran air yang keluar
dari daerah aliran sungai. Debit air juga merupakan suatu gerakan air yang
mengakibatkan perpindahan horisontal massa air (Welch, 1948). Cara pengukuran
debit air dapat dilakukan dengan dibendung, perhitungan debit air dengan
kecepatan aliran, dan luas penampang melintang, didapat dari kerapatan larutan,
dengan menggunakan pengukuran arus magnitus, pengukuran arus gelombang super
sonis, meter venturi, dan sebagainya (Asdak, 1995).
Debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu
penampang tertentu (sungai/saluran/mata air) peratuan waktu (ltr/dtk, m3/dtk,
dm3/dtk). Dengan mengetahui debit air suatu perairan kita dapat
mengetahui jenis organisme apa saja yang hidup di suatu perairan tersebut. Jika
debit air disuatu perairan tinggi maka dapat dipastikan bahwa organisme yang
hidup di perairan tersebut adalah organisme perenang kuat dan apabila debit
suatu perairan tersebut rendah maka organisme yang hidup di periran tersebut
adalah organisme yang membenamkan dirinya (Harnalin, 2010).
Pengukuran debit air dapat digunakan berbagai metode
yaitu Embody Float Method, Rectangular Weir Method, dan 90˚ Triangular North
Weir (Wetzel, 2001). Bagi pengelola
sumberdaya air debit aliran merupakan suatu informasi penting. Debit puncak
over terjadi banjir maka diperlukan suatu bangunan penampung air tambahan dalam
pengendaliannya. Debit air kecil maka membutuhkan perencanaan akan pemanfaatan
air untuk berbagai keperluan , utamanya dalam pengentasan akan musim kemarau
yang berkepanjangan, serta gambaran potensi sumberdaya dari sungai tersebut
(Mori, 1993).
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara
pengukuran debit air dengan berbagai macam metode, mengetahui cara menghitung
debit air, dan membandingkan metode yang lebih efektif dalam pengukuran debit.
METODOLOGI
Praktikum limnologi “
Pengukuran Debit Air” dilaksanakan di kolam perikanan Universitas Gadjah Mada ,
Yogyakarta pada hari Jumat tanggal 2 Oktober 2015 pukul 13.30 WIB sd 16.00WIB.
Pengukuran dibagi menjadi 2 stasiun pengamatan yaitu pada saluran satu dekat
sengai sedangkan saluran dua agak jauh dari sungai. Alat dan bahan yang digunakan dalam acara praktikum ini
adalah meteran, bola pingpong, timer atau stopwatch, tongkat, penggaris, alat
tulis, rectangular weir, dan 90otriangular notch weir. Embody’s
float method dilakukan dengan menghitung menentukan panjang selokan yang akan
diukur, menghitung waktu untuk menempuh jarak yang telah ditentukan, dan
menentukan konstanta perairan dengan melihat jenis dasar perairan. Debit air
dapat dihitung dengan rumus R =
WDAL/T, dengan R merupakan debit air (m2/s),
W merupakan rata-rata lebar(m), D merupakan rata-rata kedalaman (m), T
merupakan waktu (s). Metode ractangular weir dan 90o triangular
notch weir memiliki cara kerja yang hampir sama. Prinsipnya menentukan lebar
weir, membandung selokan, mengukur tinggi perairan dan mengukur ketinggian air.
Debit air dengan metode rectangular weir dapat menggunakan rumus Q = 3,33 x H3/2 (L-0,2H)
dan rumus 90o Triangular notch weir Q = 2,54 x H5/2, Q
merupakan debit air (cfs), H merupakan tinggi weir (m) dan L merupakan lebar
wir (m).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
pengukuran debit air
Saluran
|
Metode
|
||
EFM (m³/s)
|
RW (m³/s)
|
90° TNW (m³/s)
|
|
1
|
9,3x10¯³
|
3,018x10¯³
|
0,9566x10¯³
|
2
|
8,197x10¯³
|
6,302x10¯³
|
1,809x10¯³
|
Debit air merupakan ukuran
banyaknya volume air yang dapat lewat dalam suatu tempat atau yang dapat di
tampung dalam sutau tempat tiap satu satuan waktu. Aliran air dikatakan
memiliki sifat ideal apabila air tersebut tidak dapat dimanfaatkan dan
berpindah tanpa mengalami gesekan, hal ini berarti pada gerakan air tersebut
memiliki kecepatan yang tetap pada masing-masing titik dalam pipa dan
gerakannya beraturan akibat pengaruh gravitasi bumi (Suyono, 1985).
Faktor-faktor yang mempengaruhi debit air adalah pertama
hujan, intensitas hujan dan lamanya hujan mempengaruhi besarnya infiltrasi,
aliran air tanah, dan aliran permukaan tanah. Lama waktu hujan sangat penting
dalam hubungannya dengan lama waktu pengaliran air hujan menuju sungai; kedua topografi,
daerah permukaan miring akan menyebabkan aliran permukaan yang deras dan besar
bila dibandingkan dengan daerah yang agak datar; ketiga geologi, jenis dan
struktur tanah mempengaruhi kepadatan drainase. Kepadatan drainase yang rendah
menunjukkan secara relative pengaliran melalui permukaan tanah yang panjang
menuju saluran, kehilangan air yang besar sehingga air saluran menjadi lambat;
keempat keadaan vegetasi, makin banyak pohon menyebabkan makin banyak air yang
lenyap karena evapotranspirasi maupun infiltrasi sehingga akan mengurangi run
off yang dapat mempengaruhi debit sungai; dan kelima manusia, dengan pembuatan
bangunan-bangunan, pembukaan tanah pertanian, urbanisasi, dapt merubah sifat
keadaan Daerah Aliran Sungai (Soebarkah, 1978).
Pengukuran debit air dengan Embody’s Float Method memiliki beberapa kelebihan,
yakn cara yang ditempuh sederhana dengan peralatan yang sederhana pula.
Alat-alat yang dibutuhkan antara lain: timer, meteran, dan bola pingpong.
Selain itu, metode ini dapat diterapkan di saluran kecil dan besar dengan
mudah. Kekurangan metode ini yaitu, gerak atau kecepatan bola sangat
dipengaruhi oleh arus, gangguan permukaan, dan angin yang dapat berubah setiap
waktu.
Pengukuran debit air dengan Rectangular Weir Method
juga memilikim beberapa keunggulan berupa mudah dan cepat dilakukan dan tidak
terpengaruh oleh konstanta perairan.begitu pun jika mengunakan metode 90o North Weir. Namun, 90o Triangular Notch Weir hanya menjabarkan bentuk
hubungan debitair dengan tinggi air yang mengalir pada bendungan celah
segitiga. Sehingga semakin tinggi genangan air, menunujukkan debit air yang
semakin tinggi pula. Sedangkan pada Rectangular Weir Method perlu mengukur lebar
weir selain tinggi yang melewati alat bendungan dengan celah persegi panjang.
Kedua metode ini memiliki kekurangan, yaitu tidak cocok diterapkan untuk
pengukuran debit air dengan aliran yang besar dan luas.
Meskipun bisa saja dibangun
bendungan yang lebih besar, tetapi membutuhkan biaya yang mahal dan waktu yang
lama. Jadi, pada selokan besar lebih cocok dilakukan pengukran debit air dengan
Embody’s Float Method. Sedangkan pada saluran kecil lebih efektif menggunakan
metode 90o Triangular North Weir. Metode 90o Triangular North Weir memiliki hasil
perhitungan yang lebih kecil dan akurat dibanding dengan metode Rectangular
Weir. Selain itu metode 90o Triangular
North Weir pengulangan pengukuran debit air pada celah segitiga dilakukan pada
tiga titik tempat yang berbeda sehingga dapat mewakili debit air sepanjang
saluran dibandingkan dengan metode Rectangular Weir dengan pengulangan
pengukuran tinggi air pada celah persegi panjang di tiga titik lebar yang
berbeda pada alat bendungan (tepi kiri, tengah, dan tepi kanan).
Hasil pengamatan yang didapatkan
debit air dengan metode Embody’s Float Method disaluran 1 sebesar 9.3x 10 -3m3/s
dan pada saluran 2 sebesar 8.197x10-3m3/s, dengan metode
Rectangular Weir di saluran 1 sebesar 3.018x10-3m3/s, dan
pada saluran 2 sebesar 6.302x10-3m3/s, dan dengan metode
triangular north method pada saluran 1 sebesar 0.9566x10-3m3/s,
dan pada saluran 2 sebesar 1.809x10-3m3/s.
Hasil yang diperoleh berhubungan
dengan substrat dasar, lebar salura, tinggi saluran, keadaan saluran, dan
musim. Substrat dasar mempengaruhi nilai pada EFM karena dalam perhitungan
membutuhkan konstanta substrat dasar saluran. Keadaan saluran juga dapat mempengaruhi
nilai debit air karena jika sauran dipenuhi banyak sampah akan menyiulitkan air
mengalir dengan lancar dapat mengganggu percobaan dan membuat data kurang
akurat. Manfaat
pengetahuan mengenai debit perairan ialah seperti untuk menambah ketersediaan
oksigen, mengetahui volume air yang masuk dan keluar di kolam, serta untuk
sirkulasi air.
KESIMPULAN
Pengukuran
debit air dapat dilakukan dengan berbagai metode antara lain Embody’s Float
Method, Rectangular Weir Method, dan 90˚ Triangular North Weir. Prinsip
Embody’s Float Method adalah menghanyutkan pelampung sedangkan
Rectangular Weir Method, dan 90˚ Triangular North Weir dengan membendung
saluran air. Cara menghitung dengan Embody’s Float Method debit air adalah (R)=
WDAL/T diperoleh bahwa pada saluran 1
yakni 11,89 x 10 ̄² m³/s dan pada saluran 2 yaitu 13,92 x 10 ̄² m³/s
untuk Rectangular Weir Q = 3,33 x H3/2 ( L – 0,2 H)
dengan hasil didapat yaitu 0,789 cfs pada saluran 1 dan 0,061468 pada saluran 2
, sedangkan untuk 90˚ Triangular North Weir Q = 2,54 x H 5/2 dan
didapat data debit pada saluran 1 yaitu 0,0279 cfs dan saluran 2 yaitu 0,015837
cfs . metode yang paling efektive digunakan yaitu tergantung pada pengukuran
yang dilakukan. Apabila disungai besar cocok menggunakan Embody Float Method ,
untuk sungai /selokan kecil cocok menggunakan Rectangular Weir Method, dan 90˚
Triangular North Weir.
SARAN
Masyarakat
sekitar untuk tidak membuang sampah di
selokan atau saluran air karena sampah yang menumpuk akan mempengaruhi debit
air.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Harnalis, Asmika, C. Sihotang dan
Efawani. 2010. Penuntun Praktikum Limnologi Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Riau.
Linsley, R. K., (1991),”TEKNIK SUMBER DAYA AIR”, Edisi III,
Jilid 2, Erlangga. Jakarta.
Mori, Zaerani, D Jamal.
1992. Prinsip-prinsip Ekologi dan Ekosistem Komunitas dan Lingkungan.
Bumi Aksara. Jakarta.
Sachlan,
J.E.1980. Lake Management. Pergaman
Press. Oxford
Soebarkah, I. 1978. Hidrologi untuk Perencenaan
Bangunan Air. Idea Dharma. Bandung.
Suyono.1985.Hidrologi Untuk Pengairan. Penerbit
Pradnya
Paramita. Jakarta.
Paramita. Jakarta.
Welch, P.S. 1948.
Lymnological Method.McGraw-Hill
Book Company Inc. New York.
Wetzel, Robert G. 2001. Lironology. Lake and River
Ecosystems. Academic Press.
1 komentar:
10 best videos on YouTube
Top 5 youtube to mp3 YouTube videos · 1. The Climb 2: “The Climb 2” (2013). 1 · 2. The Climb 3: “The Climb 3” (2013). 1 · 3.The Climb 4: “The Climb 4: “The Climb 5” (2013).
Posting Komentar